Javanese beliefs (Kebatinan or Kejawen) have principles embodying a "search for inner self" but at the core is the concept of Peace Of Mind. Although Kejawen is a religious category(Agama), it addresses ethical and spiritual values as inspired by Javanese tradition. That can as religion in usual sense of the world, like Christianity, Judaism, Budha or Islam. Kejawen adalah Agama Jawa yang di Ajarkan dalam Budaya Jawa yang di sebut Kejawen. Kawruh kejawen. Ilmu Kejawen, Agama Kejawen

Tangguh (Perkiraan Masa Pembuatan) Keris



Seorang teman menangguh bawa keris Nogo Kikik Pamor Melati Tumpuk seperti pada gambar disamping, dengan menyebut sebagai tangguh guling majapahit, lucunya ketika saya coba mencari referensi tentang tangguh guling majapahit di internet tidak ada rangkaian kata yang sama di google search yang menyebutkan tentang tangguh guling majapahit, yang ada adalah guling mataram :)
Mungkin dengan menulis ini akan memudahkan blog ini di cari oleh mesin pencari dengan pencarian kata "tangguh guling majapahit" :)
Konon keris tangguh guling majapahit ini banyak dicari, betulkah begitu? :)
Untuk itu, ada baiknya saya kutipkan bagian dari artikel tentang Istilah Keris dari Web Java Keris berikut ini adalah kutipannya : 
Tangguh arti harfiahnya adalah perkiraan atau taksiran. Dalam dunia perkerisan maksudnya adalah perkiraan zaman pembuatan bilah keris, perkiraan tempat pembuatan, atau gaya pembuatannya.
Karena hanya merupakan perkiraan, me-nangguh keris bisa saja salah atau keliru. Kalau sebilah keris disebut tangguh Blambangan, padahal sebenarnya tangguh Majapahit, orang akan memaklumi kekeliruan tersebut, karena bentuk keris dari kedua tangguh itu memang mirip. Tetapi jika sebuah keris buatan baru di-tangguh keris  Jenggala, maka jelas ia bukan seorang ahli tangguh yang baik.
Walaupun sebuah perkiraan, tidak sembarang orang bisa menentukan tangguh keris. Untuk itu ia perlu belajar dari seorang ahli tangguh, dan mengamati secara cermat ribuan bilah keris. Ia juga harus memiliki photographic memory yang kuat. 
Mas Ngabehi Wirasoekadga, abdidalem Keraton Kasunanan Surakarta, dalam bukunya Panangguhing Duwung (Sadubudi, Solo, 1955) membagi tangguh keris menjadi 20 tangguh. Ia tidak menyebut tentang tangguh Yogyakarta, melainkan tangguh Ngenta-enta, yang terletak di dekat Yogya. Keduapuluh tangguh itu adalah:


  1. Pajajaran  
  2. Tuban    
  3. Madura       
  4. Blambangan   
  5. Majapahit
  6. Sedayu     
  7. Jenu     
  8. Tiris-dayu  
  9. Setra-banyu 
  10. Madiun 
  11. Demak 
  12. Kudus 
  13. Cirebon     
  14. Pajang       
  15. Pajang 
  16. Mataram   
  17. Ngenta-enta,Yogyakarta 
  18. Kartasura    
  19. Surakarta


Sementara itu Bambang Harsrinuksmo dalam Ensiklopedi Keris (Gramedia, Jakarta 2004) membagi periodisasi keris menjadi 22 tangguh, yaitu:
  1. Tangguh Segaluh    
  2. Tangguh Pajajaran    
  3. Tangguh Kahuripan      
  4. Tangguh Jenggala     
  5. Tangguh Singasari          
  6. Tangguh Majapahit 
  7. Tangguh Madura              
  8. Tangguh Blambangan    
  9. Tangguh Sedayu             
  10. Tangguh Tuban       
  11. Tangguh Sendang            
  12. Tangguh Pengging
  13. Tangguh Demak               
  14. Tangguh Panjang     
  15. Tangguh Madiun             
  16. Tangguh Koripan     
  17. Tangguh Mataram Senopaten   
  18. Mataram Sultan Agung     
  19. Mataram Amangkuratan     
  20. Tangguh Cirebon     
  21. Tangguh Surakarta           
  22. Tangguh Yogyakarta   
Ada lagi sebuah periode keris yang amat mudah di-tangguh, yakni tangguh Buda. Keris Buda mudah dikenali karena bilahnya selalu pendek, lebar, tebal, dan berat. Yang sulit membedakannya adalah antara yang aseli dan yang palsu.

Sumber : http://www.geocities.ws/javakeris/istilah.htm 
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Tangguh (Perkiraan Masa Pembuatan) Keris "

 
Template By AgamaKejawen
Back To Top