Javanese beliefs (Kebatinan or Kejawen) have principles embodying a "search for inner self" but at the core is the concept of Peace Of Mind. Although Kejawen is a religious category(Agama), it addresses ethical and spiritual values as inspired by Javanese tradition. That can as religion in usual sense of the world, like Christianity, Judaism, Budha or Islam. Kejawen adalah Agama Jawa yang di Ajarkan dalam Budaya Jawa yang di sebut Kejawen. Kawruh kejawen. Ilmu Kejawen, Agama Kejawen

Dr Soemantri Hardjoprakoso seorang Penghayat Pangestu



Director6.jpg (43587 bytes)Indonesian
Acting Director
17 March 1969 - 19 January 1970
Dr Soemantri Hardjoprakoso, Acting Director and Assistant Director during the unfinished term of Professor Sukich Nimmanheminda was explaining on the location of the original SEAMEO(The Southeast Asian Ministers of Education Organization) member countries i.e. Indonesia, Laos, Malaysia, Philippines, Thailand and Republic of Vietnam.
Director6.jpg (43587 bytes)

Saya ingin sharing dengan mengutip dari salah satu sumber yang ditulis oleh Prof Dr dr Soemantri Hardjoprakoso, yang menganalis ttg fenomena kesurupan dari sudut pandang psikologi dan agama sekaligus sbb:Perlu disadari manusia yang masih hidup, masih memiliki kelengkapan alat-alat kasar (badan jasmani) dan halus (angan2, perasaan dan nafsu2 atau juga disebut jiwa). Komponen manusia yang dipengaruhi oleh para setan itu ialah angan2 manusia. Angan2 ini diumpamakan jembatan oleh para setan dalam mempergunakan kekuasaannya thd manusia.Angan2 yang bagaimana yang dapat dipengaruhi oleh para setan? yaitu angan2 yang tidak ditujukan kepada kesadaran thd Tuhan YME ( baik yang dipercaya dalam agama islam maupun kristen). Manusia yang selalu menyadari keesaan Tuhan dalam dirinya sendiri dan selalu mengingat-ingat akan kewajiban berbakti kepada Tuhan akan terhindar dari pengaruh setan.Tetapi sebaliknya manusia yang mengarahkan angan2nya terhadap kebaktinan thd setan, benda2, jimat2 (musrik) dll yang dilarang oleh Utusan Tuhan, dia akan terlepas dari lindunganNya dan akan menjadi bulan2an para makhluk Tuhan yang ingkar itu.Oleh karenanya berhati-hatilah jangan mencacat, mencela dan mencari-cari kesalah terhadap para Utusan Tuhan, saat itulah yang diincar oleh para setan sbg titik masuk untuk mempergunakan kekuasaannya. Angan2 manusia yang dipengaruhi lalu dibelokan pikiran dan nalarnya. Dengan sendirinya ia akan tidak dapat membedakan apa yang benar dan apa yang dusta, jalan pikiranya menjadi simpang siur.Mula2 si setan menegakan pengaruhnya dengan bisikan yang benar, lama kelamaan bila pengaruh sudah nyata, bisikan yg benar dicampuri dengan bisikan2 yang bertentangan dgn semula. Lamakelamaan tuntunan si setan tdk karuan simpang siurnya, dan si korban menjadi bingung karenanya dan tdk jarang berakhir pada sakit ingatan.Ada lagi kesempatan bagi para setan untuk mempengaruhi manusia, yakni bila manisia *suka melamun*.Dengan melamun seolah-olah para setan dipersilahkan untuk menempati kursi malas yang nikmat. Para setan itu dapat melumpuhkan angan-angan manusia yang telah kena pengaruhnya. Setelah angan-angan lumpuh, setan yang bersangkutan menggerakan alat2 pelaksana si korban spt tangan kaki mulut dan pancaindra, shg si korban lalu berbicara atau bergerak seperti kehendak setan ybs. Bila angan2 lumpuh si korban tdk akan dapat mengingat-ingat apa yang dilakukan si setan terhadap badan jasmaninya. Apabila ini sering terjadi *pikiran menjadi tumpul. *Oleh karenanya jangan suka melamun dan mengingat-ingat hal-hal yang tidak pantas diingat-ingat.


Alm. Prof. Dr. Soemantri Hardjoprakoso, salah seorang Putra Indonesia, anggota Pangestu Siswa Sang Guru Sejati telah mendapatkan gelar Doktor dengan predikat cum laude dalam ilmu Kedokteran di Rijksuniversiteit di Leiden, Belanda, pada tahun 1956 dengan disertasi ilmiah berjudul :Indonesisch Mensbeeld als basis ener Psychotherapie (terjemahan dalam bahasa Indonesia : Candra Jiwa Indonesia sebagai dasar pengobatan penyakit jiwa).

Disertasi tersebut bersumber dari ajaran Sang Guru Sejati yang menjelaskan keadaan manusia dan candra jiwa (anatomi jiwa) manusia.
       
Demikian semoga menambah khasanah.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Dr Soemantri Hardjoprakoso seorang Penghayat Pangestu"

 
Template By AgamaKejawen
Back To Top